Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, generation gap tidak hanya hadir di dalam kehidupan keluarga melainkan juga hadir di tempat kerja. Umumnya dalam suatu tempat bisnis saat ini ada 4 generasi yaitu generasi baby boomers, X, Y, dan milenial.

Setiap perusahaan pasti memiliki pekerja yang terdiri dari lintas generasi. Dan keempat generasi diatas harus bahu-membahu bekerja sama untuk bisa membangun perusahaan menjadi lebih baik lagi. Tapi tentu saja itu semua tidak semudah membalik tangan, karena terbentur oleh generation gap.

Loh memang apa sih faktor yang paling mempengaruhi generation gap antara 4 generasi ini? Berikut ulasannya

Generation Gap yang ada di dunia kerja

1. Teknologi

Yang pertama ada teknologi. Anak kekinian yang kini mulai masuk ke dunia kerja sudah terbiasa menggunakan teknologi untuk menjalani hidupnya. Rasanya tidak bisa dibayangkan bagaimana anak milenial hidup tanpa yang namanya gadget.

Kebiasaan dalam menggunakan teknologi ini secara tidak langsung berdampak pada kerja sama yang terjadi di dalam dunia kerja. Generasi baby boomers dan X terbiasa bekerja menggunakan cara konvensional atau metode manual. Contohnya memasukan data dengan cara menulis di kertas lalu disimpan di map.

Hal ini tentu dianggap konyol oleh generasi milenial. Karena bagi mereka menyimpan file (apalagi yang jumlahnya banyak) sangat mudah dilakukan menggunakan berbagai gadget seperti komputer, laptop, flashdisk, hingga smartphone mereka. Dari hal kecil ini saja sudah terlihat kan seberapa besar generation gap dalam dunia kerja?

2. Gaya Kerja dan Attitude

Generasi Baby boomers meyukai bekerja sama di dalam sebuah tim, suka dalam memberikan arahan, dan mereka selalu mengutamakan pekerjaan diatas segalanya. Sedangkan generasi X adalah generasi yang lebih fleksibel, mudah beradaptasi, mandiri dan lebih suka bekerja sendiri tanpa gangguan.

Di lain pihak generasi Y menyukai tantangan dalam bekerja, mengutamakan pencapaian pribadi daripada kekuasaan dan memiliki tujuan hidup pribadi yang jelas. Tidak berbeda jauh, generasi milenial adalah generasi yang ingin belajar dan berkembang, lebih menyukai untuk mengetahui hal-hal baru dengan sendiri tanpa diberi tahu dan mereka ingin memiliki tujuan tertentu dalam melakukan pekerjaan.

Dari perbedaan diatas sudah terlihat jelas bukan seberapa besar generation gap yang terjadi? Generasi yang lebih senior atau baby boomers dan X seringkali ingin para pekerja dibawah mereka bekerja sesuai dengan cara kerja yang mereka anut. Mereka sering memberikan arahan kepada generasi yang lebih muda. Namun generasi Y dan milenial adalah generasi yang lebih senang untuk figure it out by themselves. Mereka tidak menyukai perintah yang bisa membatasi fleksibilitas dan kebebasan mereka dalam berkreasi.

3. Respon yang Diharapkan dalam bekerja

Generasi baby boomers dan X berharap untuk mendapat pengakuan dari kenaikan gaji, promosi dan kenaikan pangkat yang biasanya bisa dicapai selama per tahun. Generasi Y terbiasa mendapat pujian, ekspetasi tinggi, menghargai respon yang cepat dan mendapatkan imbalan atas target yang berhasil ia capai.

Sedangkan generasi milenial tidak membutuhkan pujian. Mereka ingin dianggap sebagai pegawai yang penting dan memiliki nilai lebih dari sekedar menegerjakan perintah (Kembali lagi ke poin dua). Mereka ingin tahu apa yang sedang terjadi, target yang sedang ingin dicapai, project apa saja yang sedang berlangsung dan sebagainya.

Ini perbedaan yang cukup penting dimana seringkali generasi senior seperti baby boomer dan X hanya memberikan perintah atau arahan tanpa menjelaskan apa yang sedang terjadi sebenarnya. Hal ini tentu membuat milenial jadi kehilangan motivasi dan bisa-bisa tidak ragu untuk meninggalkan perusahaan.

4. Keseimbangan kerja dan kehidupan

Baby boomer adalah generasi yang suka bekerja keras untuk mencapai tujuan hidup pribadi mereka dan investasi mempersiapkan masa depan menjadi lebih baik. Dan generasi X menyukai tantangan namun meninginkan keseimbangan juga antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan mereka.

Sedangkan generasi Y dan milenial memiliki komitmen terhadap karir mereka, namun mereka juga ingin keseimbangan dalam hidup dengan tema “YOLO” (You Only Live Once). Mereka menyukai pekerjaan yang fleksibel dan tidak mengikat sehingga mereka bisa memiliki kebebasan untuk bekerja sekaligus menjalani kehidupan pribadi mereka.

Hal ini merupakan salah satu konflik utama yang sering terjadi karena generasi X berpandangan generasi yang lebih muda seharusnya memiliki etika kerja yang sama, yaitu mengutamakan pekerjaan diatas segalanya untuk mendapatkan rasa hormat membalas jasa budi pada perusahaan. Tapi hal ini tentu saja tidak disetujui oleh generasi Y dan milenial yang membuat hal ini menjadi salah satu generation gap terbesar dalam dunia kerja.

Well, itu tadi merupakan beberapa faktor utama yang ada di dunia kerja. Bagaimana pun juga generation gap itu pasti ada dalam setiap perusahaan dan itu merupakan tantangan penting yang harus diatasi dalam proses menuju transformasi digital. Jika tidak, siap-siap saja regenerasi dalam perusahaan anda akan terhambat.

Sebagai perusahaan teknologi, Trimagnus yakin generasi milenial memiliki peran penting untuk untuk mengembangkan kreativitas mereka dengan teknologi. Oleh karena itu, kami lebih menganggap generation gap di dunia kerja sebagai peluang daripada sebagai sebuah hambatan.